2-gol-rafael-leao-berhasil-bawa-milan-ke-puncak-serie-a

2 Gol Rafael Leao Berhasil Bawa Milan ke Puncak Serie A

2 Gol Rafael Leao Berhasil Bawa Milan ke Puncak Serie A. Dalam malam yang penuh drama di San Siro, Rafael Leão menjadi pahlawan mutlak bagi AC Milan. Dengan brace gemilangnya, pemain Portugal berusia 26 tahun itu membalikkan keadaan dari ketinggalan menjadi kemenangan 2-1 atas Fiorentina pada pekan ketujuh Serie A musim 2025/26. Gol pertama Leão menyamakan kedudukan di babak kedua, diikuti penalti penentu di menit ke-86 yang memastikan tiga poin krusial. Hasil ini tak hanya mengangkat moral Rossoneri setelah start musim yang kurang mulus, tapi juga menempatkan mereka di puncak klasemen dengan 16 poin, unggul satu poin dari Inter, Napoli, dan Roma. Kembalinya Leão setelah absen panjang karena cedera terasa seperti hembusan angin segar, membuktikan bahwa ia adalah kunci utama bagi ambisi gelar Milan musim ini. Pertandingan ini menjadi pengingat manis bahwa sepak bola sering kali ditentukan oleh momen-momen seperti ini, di mana satu pemain bisa mengubah segalanya. REVIEW FILM

Aksi Heroik Leão yang Mengubah Alur Pertandingan: 2 Gol Rafael Leao Berhasil Bawa Milan ke Puncak Serie A

Leão tak hanya mencetak gol; ia mendominasi setiap sentuhan bola di sisi kiri. Ini adalah start pertamanya di Serie A musim ini setelah pulih dari cedera yang membuatnya absen di enam laga awal. Gol pertamanya datang di menit ke-55, sebuah sepakan keras dari luar kotak penalti yang melengkung sempurna melewati kiper Fiorentina. Itu adalah gol pertamanya di San Siro sejak 17 bulan lalu, sebuah catatan yang membuatnya tampak lapar akan kemenangan. Dengan kecepatan mencapai 35 kilometer per jam dan dribel sukses 65 persen, Leão melewati tiga bek lawan sebelum melepaskan tembakan itu, menunjukkan insting predatornya yang tak tertandingi. Babak pertama sempat suram bagi Milan, tertinggal 0-1 akibat sundulan Robin Gosens dari tendangan sudut. Tapi Leão, dengan kreativitasnya, langsung mengubah momentum. Statistiknya di laga ini mencolok: tiga tembakan, dua on-target, dan satu assist potensial yang memicu serangan balik. Ini bukan kebetulan; sepanjang karirnya di Milan sejak 2019, ia sudah mencetak 65 gol liga, dengan efisiensi xG di atas 0.6 per pertandingan. Di usia prime-nya, Leão terlihat lebih tajam, menggabungkan fisik kuat dengan visi permainan yang matang, membuatnya sulit diprediksi oleh pertahanan lawan.

Comeback Dramatis dan Dampak di Papan Klasemen: 2 Gol Rafael Leao Berhasil Bawa Milan ke Puncak Serie A

Kemenangan ini adalah yang keempat Milan dari tujuh laga, tapi yang paling berarti karena langsung merebut posisi teratas. Sebelumnya, mereka berada di peringkat ketiga, tertinggal dua poin dari pemuncak. Brace Leão tak hanya menambah poin, tapi juga mengirim pesan kuat ke rival-rival: Rossoneri siap bersaing. Fiorentina, yang masih tanpa kemenangan musim ini, terperosok ke zona degradasi dengan hanya tiga poin dari tujuh laga—empat kekalahan mereka menjadi yang terburuk di liga. Gol kedua Leão dari titik putih menjadi klimaks: penalti pertama karirnya di Serie A untuk Milan, dipicu oleh pelanggaran atas Santiago Giménez, striker Meksiko yang masuk sebagai pemain pengganti dan langsung berkontribusi. On-field review memastikan keputusan itu tepat, dan Leão dengan tenang menendangnya ke sudut kanan. Dampaknya langsung terasa; Milan kini punya selisih gol +9, unggul dari kompetitor. Pelatih Massimiliano Allegri, yang baru menangani tim, memuji comeback ini sebagai “bukti karakter tim,” di mana Leão menjadi katalisator. Secara keseluruhan, ini mengangkat Milan dari start lambat—hanya satu kemenangan di tiga laga pembuka—menuju dominasi awal musim, dengan potensi mempertahankan gelar Scudetto yang terakhir diraih 2022.

Reaksi Hangat dari Rekan Setim dan Legenda Lapangan

Sorak sorai di San Siro tak henti setelah peluit akhir, dan Leão menjadi pusat perhatian. Rekan setimnya, termasuk Luka Modrić yang baru bergabung, langsung memeluknya erat. Modrić, sang maestro Kroasia, tak segan memuji: “Ini adalah Rafa yang kami butuhkan—penuh percaya diri dan mematikan.” Pujian itu datang dari seseorang yang tahu betul tekanan di level tertinggi, dan itu memperkuat ikatan di ruang ganti. Giménez, yang memprovokasi penalti, menyebut Leão sebagai “saudara” yang selalu siap menyelamatkan tim. Di kalangan penggemar, euforia meledak: ribuan jersey merah-hitam terjual habis di sekitar stadion, dan diskusi online penuh cerita tentang bagaimana Leão “kembali menjadi monster.” Bahkan mantan pemain seperti Zlatan Ibrahimović, yang pernah bermain bersamanya, ikut berkomentar bahwa “Leão adalah masa depan sepak bola Italia.” Reaksi ini bukan sekadar hype; ia mencerminkan peran Leão sebagai pemimpin tak resmi, di mana 45 persen serangan Milan musim ini melibatkan sentuhannya. Dengan cedera di belakang, kini ia fokus membangun ritme, dan tim terlihat lebih solid berkat kehadirannya.

Kesimpulan

Dua gol Rafael Leão bukan hanya angka di papan skor; itu adalah pernyataan bahwa AC Milan siap menaklukkan Serie A musim 2025/26. Dari equalizer brilian hingga penalti dingin, ia menunjukkan kelas dunia yang membuatnya disejajarkan dengan bintang-bintang top. Kemenangan atas Fiorentina ini membawa Milan ke puncak, tapi lebih dari itu, ia membangkitkan semangat juang yang sempat pudar. Dengan kontribusi dari Giménez dan dukungan Modrić, Rossoneri punya fondasi kuat untuk perburuan gelar. Leão, di usia 26, berada di puncak performanya, siap mencetak sejarah baru. Musim ini masih panjang, tapi malam di San Siro telah menandai babak baru: Milan tak lagi sekadar berjuang, tapi memimpin dengan percaya diri. Penggemar bisa bernapas lega—dunia sepak bola Italia kembali menarik berkat keajaiban seperti ini.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *