Dibantai Oleh PSV, Pemain Liverpool Ini Dihujat Legenda Club. Malam yang kelam menyelimuti Anfield pada 26 November 2025, saat Liverpool dibantai PSV Eindhoven dengan skor 1-4 di fase liga Liga Champions. Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi pasukan Arne Slot, yang kini merosot ke peringkat 13 klasemen dengan hanya sembilan poin dari lima laga. PSV, yang sempat tertinggal, bangkit melalui gol penalti Ivan Perisic di menit keenam, diikuti Guus Til, Couhaib Driouech dua kali, sementara Dominik Szoboszlai membalas satu-satunya gol tuan rumah di menit 16. Di tengah kekecewaan suporter yang meninggalkan tribun lebih awal, sorotan tertumpu pada Virgil van Dijk, kapten Liverpool yang kesalahannya memicu badai kritik dari legenda klub Steven Gerrard. Mantan gelandang ikonik itu menyebut penampilan van Dijk sebagai “kriminal” di media, menyoroti blunder yang membuat pertahanan tim ambruk. Kekalahan ketiga beruntun ini, yang juga menandai kebobolan tiga gol atau lebih untuk ketiga kalinya berturut-turut, memicu gelombang hujatan dan pertanyaan besar soal masa depan skuad Merseyside. INFO CASINO
Blunder Virgil van Dijk yang Menjadi Pemicu Kekacauan: Dibantai Oleh PSV, Pemain Liverpool Ini Dihujat Legenda Club
Virgil van Dijk, biasanya benteng tak tergoyahkan, malam itu justru menjadi titik lemah terbesar Liverpool. Di menit keenam, bek asal Belanda itu dengan ceroboh mengangkat tangan tinggi saat menangkal sepak pojok, yang langsung diadili sebagai penalti oleh wasit. Ivan Perisic tak menyia-nyiakan kesempatan, mengeksekusi dingin melewati kiper Giorgi Mamardashvili. Blunder ini bukan hanya membuka keran gol PSV, tapi juga merusak mental tim sejak awal. Sepanjang laga, van Dijk mencatat nol intersepsi krusial dan kalah dalam enam duel udara, rekor terburuknya musim ini. Gerrard, dalam analisis pasca-pertandingan, tak segan menyebut tindakan itu “kriminal”, menekankan bahwa kapten seharusnya menjadi contoh kestabilan, bukan sumber ketidakpastian. Kesalahan van Dijk ini menggemakan kegagalan serupa di laga sebelumnya, di mana ia juga terlibat dalam kebobolan beruntun, membuat suporter mempertanyakan apakah usia 34 tahun mulai menggerogoti ketajamannya. Di lini belakang yang sudah rapuh, performa buruknya malam itu seperti undangan bagi PSV untuk mendominasi.
Kritik Pedas Steven Gerrard: Panggilan untuk Soul Searching: Dibantai Oleh PSV, Pemain Liverpool Ini Dihujat Legenda Club
Steven Gerrard, legenda hidup Liverpool yang pernah mengangkat trofi Liga Champions, tak bisa menahan amarahnya atas penampilan tim lamanya. Dalam wawancara di TNT Sports, ia langsung menyasar van Dijk sebagai biang kerok utama, menyebut posisinya yang buruk sepanjang laga sebagai “tidak seperti bek Liverpool”. Gerrard pergi lebih jauh, menuntut Arne Slot dan para pemain melakukan “soul searching” mendalam, mengingatkan bahwa kekalahan ini adalah yang terburuk sejak 1953, dengan tiga laga beruntun kalah telak. “Mereka terlalu terbuka, rentan, dan tidak stabil,” katanya, menyoroti bagaimana PSV dengan mudah menembus pertahanan melalui serangan balik cepat. Kritik ini bukan sekadar emosi; Gerrard, yang kini sukses melatih di Timur Tengah, melihat pola kegagalan yang sama: kurangnya intensitas dan komitmen. Ia juga menyiratkan bahwa van Dijk, sebagai pemimpin, harus bertanggung jawab lebih besar, terutama di Anfield yang sepi karena suporter kecewa. Ucapan Gerrard ini langsung viral, memicu debat panas di kalangan fans tentang apakah era keemasan Liverpool benar-benar berakhir.
Performa PSV: Serangan Mematikan yang Memanfaatkan Kelemahan Liverpool
Sementara Liverpool bergulat dengan kekacauan internal, PSV menunjukkan kelasnya sebagai juara Eredivisie dengan serangan yang tajam dan efisien. Gol pembuka Perisic dari penalti hanyalah permulaan; Guus Til menyamakan kedudukan sementara di menit 56 dengan tap-in mudah setelah umpan Mauro Junior yang sempurna, memanfaatkan celah di lini tengah Liverpool. Couhaib Driouech menjadi bintang tamu, mencetak dua gol krusial: satu dari rebound setelah tembakan Ricardo Pepi mengenai tiang di menit 73, berkat misjudgment Ibrahima Konate, dan satu lagi di menit 92 melalui serangan balik mematikan. PSV, dengan penguasaan bola hanya 36,9 persen, mencetak empat gol dari sembilan tembakan, efisiensi yang kontras dengan 27 tembakan Liverpool yang sia-sia. Joey Veerman mendominasi lini tengah dengan 70 umpan tembus garis pertahanan musim ini, rekor tertinggi di kompetisi. Kemenangan ini membawa PSV naik ke peringkat 14, satu poin di belakang Liverpool, dan membuktikan bahwa mereka bukan underdog, melainkan ancaman nyata di Eropa. Di bawah pelatih Peter Bosz, PSV bermain disiplin, menutup ruang, dan menghukum setiap kesalahan, membuat Anfield terasa seperti kandang mereka sendiri.
Kesimpulan
Kekalahan 1-4 dari PSV Eindhoven meninggalkan Liverpool di persimpangan gelap, dengan tekanan menumpuk pada Arne Slot dan para veteran seperti van Dijk yang kini menjadi sasaran hujatan Gerrard. Blunder kapten, kritik legenda, dan dominasi tamu menegaskan bahwa masalah ini lebih dari sekadar satu laga buruk—ini soal fondasi yang retak setelah sembilan kekalahan dari 12 pertandingan terakhir. Meski Szoboszlai menawarkan secercah harapan dengan golnya, skuad harus bangkit cepat menjelang laga Liga Inggris melawan West Ham pada 30 November dan kunjungan ke Inter Milan di Liga Champions. Gerrard benar: soul searching diperlukan untuk mengembalikan semangat Anfield. Bagi van Dijk, ini ujian terberat sebagai pemimpin, di mana penebusan kesalahan bisa menentukan apakah Liverpool bangkit sebagai raksasa atau tenggelam lebih dalam. Malam ini, kegagalan menjadi pelajaran pahit, tapi potensi perubahan masih ada jika tim bersatu.
