Low Block dalam Sepak Bola: Strategi Defensif yang Efektif

Low Block dalam Sepak Bola: Strategi Defensif yang Efektif

Low Block dalam Sepak Bola, Strategi Defensif yang Efektif. Sepak bola modern menawarkan berbagai macam strategi bertahan, salah satunya adalah low block. Teknik ini sering digunakan oleh tim yang lebih mengutamakan pertahanan ketat dan mengandalkan serangan balik cepat. Low block menjadi pilihan favorit bagi tim underdog yang menghadapi lawan dengan kualitas individu lebih tinggi. Artikel terbaru pada kali ini juga akan membahas pengertian, kelebihan, kekurangan, serta contoh penerapan low block dalam permainan sepak bola modern ini.

Apa Itu Low Block?

Low block adalah strategi bertahan di mana pemain membentuk garis pertahanan yang sangat rapat di sekitar kotak penalti. Berbeda dengan high block atau mid block yang menekan lawan lebih tinggi, low block memungkinkan tim bertahan untuk meminimalkan ruang, terutama di area berbahaya ini. togel

Ciri utama dari low block adalah:

  • Garis pertahanan yang dalam – Bek dan gelandang bertahan berada dekat dengan kiper.
  • Minim tekanan ke lawan – Tim tidak melakukan pressing tinggi, melainkan memilih untuk menunggu lawan masuk ke area yang mereka kuasai.
  • Berkonsentrasi pada blocking passing lane – Pemain fokus menutup ruang operan dan memaksa lawan melakukan umpan panjang atau tembakan dari jarak jauh.
  • Serangan balik cepat (counter-attack) – Begitu bola berhasil direbut, maka tim akan langsung beralih ke serangan dengan umpan panjang atau dribel cepat.

Kelebihan Low Block

  • Meminimalkan Ruang bagi Lawan : Dengan memadatkan pertahanan di area sendiri, maka tim lawan akan sangat kesulitan untuk menemukan celah untuk mencetak gol. Pemain seperti gelandang kreatif atau penyerang seringkali kehilangan ruang untuk berkarya.
  • Efektif Melawan Tim Dominan : Tim seperti Manchester City atau Barcelona yang mengandalkan penguasaan bola dan umpan-umpan pendek bisa frustrasi menghadapi low block karena kurangnya ruang di lini pertahanan.
  • Mengandalkan Serangan Balik : Dengan struktur bertahan solid, tim bisa memanfaatkan kecepatan pemain sayap atau penyerang untuk mencetak gol melalui konter. Contohnya seperti Leicester City di era Claudio Ranieri atau Atletico Madrid di bawah Diego Simeone.
  • Menghemat Energi : Karena tidak perlu melakukan pressing tinggi, pemain bisa lebih hemat tenaga dan fokus pada momen-momen penting dalam pertandingan.

Kekurangan Low Block

  • Tekanan Mental Tinggi : Bertahan terus-menerus selama 90 menit bisa melelahkan secara psikologis. Satu kesalahan kecil dapat berujung pada gol lawan.
  • Ketergantungan pada Konter : Jika tim tidak memiliki pemain cepat atau pelatih tidak menyusun strategi serangan balik dengan baik, tim bisa kesulitan mencetak gol.
  • Risiko Kebobolan dari Tembakan Jarak Jauh atau Set-Piece : Lawan yang memiliki pemain dengan tembakan akurat dari luar kotak penalti (seperti Kevin De Bruyne atau James Ward-Prowse) bisa memanfaatkan low block dengan mencetak gol spektakuler.
  • Kurangnya Penguasaan Bola : Tim yang bermain low block biasanya memiliki persentase penguasaan bola rendah, sehingga sulit mengendalikan ritme permainan.

Contoh Tim yang Sukses Menggunakan Low Block

  • Atletico Madrid (Diego Simeone) : Simeone terkenal dengan gaya bertahan rapat dan konter cepat melalui pemain seperti Antoine Griezmann dan Joao Felix.
  • Leicester City (Musim 2015/2016) : Claudio Ranieri memakai low block dengan efektif, memanfaatkan kecepatan Jamie Vardy dan Riyad Mahrez untuk mencuri gol.
  • Inter Milan (Musim 2009/2010) : Jose Mourinho memakai strategi bertahan rendah saat melawan Barcelona di Liga Champions, lalu menang melalui serangan balik cepat.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *