Kerendah Hatian Kubo Timnas Jepang. Takefusa Kubo, bintang sepak bola Jepang yang bersinar di Real Sociedad dan tim nasional Jepang, dikenal tidak hanya karena keterampilan luar biasanya di lapangan, tetapi juga kerendahan hatinya yang menawan hati penggemar. Pada usia 24 tahun, Kubo telah menjadi salah satu pemain Asia paling menonjol di Eropa, dengan karier yang dimulai dari akademi La Masia Barcelona hingga menjadi kapten Timnas Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Meskipun memiliki bakat yang dijuluki “Messi Jepang,” Kubo tetap rendah hati, menunjukkan sikap hormat terhadap lawan, rekan tim, dan penggemar. Artikel ini mengulas kerendahan hati Kubo, terutama dalam konteks perannya di Timnas Jepang pada 2025, serta bagaimana sikapnya memengaruhi citra sepak bola Jepang.
Awal Karier dan Sikap Rendah Hati: Kerendah Hatian Kubo Timnas Jepang
Takefusa Kubo memulai perjalanan sepak bolanya di usia sangat muda, bergabung dengan akademi FC Persimmon di Kawasaki pada usia tujuh tahun. Pada usia delapan tahun, bakatnya menarik perhatian Barcelona, dan ia pindah ke Spanyol untuk berlatih di La Masia pada usia 10 tahun. Meskipun mendapat julukan “Messi Jepang” karena dribel dan visinya, Kubo tidak pernah membiarkan pujian mengubah sikapnya. Setelah kembali ke Jepang karena pelanggaran aturan transfer FIFA oleh Barcelona, ia bergabung dengan FC Tokyo dan menunjukkan dedikasi dengan debut profesional pada usia 15 tahun. Dalam wawancara, Kubo sering mengatakan bahwa ia “hanya ingin bermain sepak bola dan membantu tim,” mencerminkan fokusnya pada kerja keras daripada sorotan publik.
Kerendahan Hati di Panggung Internasional: Kerendah Hatian Kubo Timnas Jepang
Kubo melakukan debut untuk Timnas Jepang pada Copa America 2019, menjadi salah satu pemain termuda yang tampil untuk Samurai Biru. Pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, ia menunjukkan performa gemilang, terutama dalam laga melawan Timnas Indonesia pada 10 Juni 2025, di mana ia mencetak satu gol dan dua assist, membantu Jepang menang 6-0. Meski menjadi Man of the Match, Kubo menolak sorotan pribadi, memuji kerja sama tim dan kontribusi rekan-rekannya seperti Shuto Machino dan Daichi Kamada. “Gol saya tidak akan terjadi tanpa umpan akurat dari Machino. Ini adalah kemenangan tim,” ujarnya, menunjukkan sikap yang menempatkan tim di atas pencapaian individu.
Sikap ini juga terlihat ketika ia memuji tim lawan. Setelah pertandingan melawan Vietnam di Piala Asia 2023, Kubo mengaku kagum dengan taktik dan semangat mereka, bahkan ingin mempelajari metode latihan Vietnam. “Saya kewalahan melihat koordinasi mereka dari bangku cadangan,” katanya, menunjukkan respek terhadap lawan yang dianggap underdog.
Sebagai Kapten Timnas Jepang
Pada 2025, pelatih Hajime Moriyasu menunjuk Kubo sebagai kapten Timnas Jepang dalam laga melawan Indonesia, menggantikan Wataru Endo. Meski dianggap sebagai kehormatan besar, Kubo mengaku merasa “tidak nyaman” dengan peran tersebut, bukan karena kurang percaya diri, tetapi karena ia lebih suka memimpin melalui aksi di lapangan daripada jabatan formal. “Saya hanya berusaha menjadi diri sendiri dan membantu rekan-rekan. Kapten atau tidak, tugas saya sama,” katanya. Sikap ini mencerminkan kerendahan hatinya, menolak untuk membiarkan status mengubah pendekatannya terhadap permainan.
Sebagai kapten, Kubo juga mendorong persaingan sehat di antara pemain muda Jepang, menyambut debutan baru di skuad 2025. Ia menekankan pentingnya kerja keras menjelang Piala Dunia 2026, mengingatkan rekan-rekannya bahwa “tidak ada waktu untuk santai.” Pendekatannya yang inklusif dan suportif telah meningkatkan semangat tim, menjadikannya pemimpin yang dihormati meskipun usianya masih muda.
Dampak pada Penggemar dan Sepak Bola Jepang: Kerendah Hatian Kubo Timnas Jepang
Kerendahan hati Kubo tidak hanya memengaruhi rekan tim, tetapi juga penggemar. Dalam wawancara sebelum laga melawan Indonesia pada November 2024, ia mengungkapkan kekagumannya pada antusiasme suporter Indonesia, mengakui bahwa fanatisme mereka melampaui Jepang dalam beberapa aspek. “Saya iri melihat ribuan suporter memenuhi stadion. Itu sesuatu yang luar biasa,” ujarnya, menunjukkan apresiasi terhadap budaya sepak bola