Apakah Ruben Amorim Sanggup Untuk Perbaiki Peforma MU. Manchester United (MU) sedang berada di bawah sorotan tajam setelah awal musim 2025/2026 yang jauh dari harapan. Dengan Ruben Amorim sebagai pelatih baru sejak November 2024, klub berjuluk Setan Merah ini masih berjuang untuk kembali ke papan atas Premier League. Tekanan semakin meningkat setelah serangkaian hasil buruk, termasuk kekalahan memalukan dari tim kasta keempat, Grimsby Town, di Carabao Cup. Pertanyaan besar kini mengemuka: apakah Amorim, yang sukses besar di Sporting CP, mampu membalikkan nasib MU dan mengembalikan kejayaan klub? Artikel ini akan mengulas profil Amorim, performa terkini MU, dan potensinya untuk memperbaiki tim. BERITA BOLA
Siapakah Itu Pelatih Ruben Amorim
Ruben Amorim, pria Portugal berusia 40 tahun, adalah salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa. Sebelum bergabung dengan MU, ia meraih kesuksesan gemilang bersama Sporting CP, memenangkan dua gelar Liga Portugal (2020/21 dan 2023/24) serta dua Piala Liga Portugal. Dikenal dengan pendekatan taktisnya yang inovatif, Amorim sering menggunakan formasi 3-4-3 atau 3-4-2-1, mengandalkan pertahanan solid dan serangan balik cepat. Gaya kepelatihannya yang tegas namun inspiratif membuatnya diganjar penghargaan Pelatih Terbaik Liga Portugal dua kali. Sebagai mantan pemain Benfica dan timnas Portugal, Amorim juga memiliki pengalaman di level tertinggi, termasuk tampil di dua Piala Dunia. Kedatangannya ke Old Trafford diharapkan membawa angin segar, tetapi tantangan di MU ternyata jauh lebih kompleks dibandingkan pengalamannya di Portugal.
Bagaimana Performa Tim Sepak Bola MU Saat Ini
Hingga pekan ke-4 Premier League 2025/2026, performa MU masih jauh dari ekspektasi. Dari empat laga, mereka hanya meraih satu kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kekalahan, termasuk kekalahan telak 0-3 dari Manchester City di derbi Manchester. Kekalahan dari Grimsby Town di Carabao Cup menjadi puncak kekecewaan, menandai kali pertama MU tersingkir oleh tim divisi keempat dalam kompetisi tersebut. Statistik menunjukkan MU kesulitan mencetak gol secara konsisten, dengan hanya tujuh gol dalam lima laga di semua kompetisi. Lini tengah kerap kehilangan keseimbangan, dan formasi tiga bek Amorim sering dieksploitasi lawan karena kurangnya intensitas dari wing-back. Meski ada tambahan pemain seperti Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo, tim masih terlihat bingung dalam menerapkan filosofi Amorim. Cedera pemain kunci seperti Lisandro Martinez dan inkonsistensi kiper Andre Onana, yang kini dipinjamkan ke Trabzonspor, turut memperburuk situasi.
Apakah Ruben Amorim Sanggup Untuk Memperbaiki Performa Tim Tersebut
Kemampuan Amorim untuk memperbaiki performa MU bergantung pada beberapa faktor. Pertama, ia perlu waktu untuk menyesuaikan filosofi taktisnya dengan skuad yang ada. Di Sporting CP, Amorim sukses karena memiliki waktu untuk membangun tim sesuai visinya. Namun, di MU, tekanan untuk hasil instan sangat besar, dan jadwal padat membatasi waktu latihan. Kedua, Amorim harus menemukan cara untuk memaksimalkan pemain kunci seperti Bruno Fernandes, yang tampak kesulitan dalam formasi 3-4-2-1, dan memanfaatkan talenta muda seperti Kobbie Mainoo. Ketiga, dukungan manajemen menjadi krusial. Sir Jim Ratcliffe dan CEO Omar Berrada sejauh ini masih mendukung Amorim, tetapi kekalahan beruntun dalam laga krusial melawan Tottenham dan Chelsea bisa mengubah sikap mereka. Keberhasilan Amorim di Sporting menunjukkan ia mampu membangun tim yang kompetitif, tetapi tantangan di MU jauh lebih besar karena ekspektasi tinggi dan masalah internal seperti atmosfer ruang ganti yang pernah disebut toksik oleh Luke Shaw. Jika Amorim bisa menyesuaikan taktiknya, seperti lebih fleksibel dengan formasi empat bek, dan mendapat waktu hingga akhir musim, peluangnya untuk sukses masih ada. Namun, tanpa hasil positif dalam waktu dekat, posisinya bisa terancam.
Kesimpulan: Apakah Ruben Amorim Sanggup Untuk Perbaiki Peforma MU
Ruben Amorim menghadapi ujian berat di Manchester United, klub dengan sejarah besar namun sedang terpuruk. Dengan rekam jejaknya yang impresif di Sporting CP, ia memiliki potensi untuk memperbaiki performa MU, tetapi tantangan seperti adaptasi taktik, tekanan hasil instan, dan dinamika internal klub menjadi hambatan besar. Performa MU saat ini mengecewakan, dengan hasil buruk di lapangan dan inkonsistensi taktik. Meski begitu, Amorim masih memiliki kesempatan untuk membuktikan diri jika diberi waktu dan dukungan penuh. Pertandingan-pertandingan krusial ke depan akan menjadi penentu: apakah ia bisa menjadi juru selamat MU atau justru menjadi pelatih berikutnya yang tersandung di Old Trafford. Penggemar kini hanya bisa berharap Amorim menemukan formula tepat untuk mengembalikan Setan Merah ke jalur kejayaan.