Rapor Daftar Pemain AC Milan yang Lawan Lazio. Malam dingin di Stadio Olimpico berubah menjadi mimpi buruk bagi AC Milan saat mereka tersingkir dari Coppa Italia babak 16 besar. Gol sundulan Mattia Zaccagni di menit ke-80 memastikan kemenangan 1-0 bagi Lazio, membalas kekalahan tipis mereka di Serie A lima hari sebelumnya. Milan, yang datang dengan skuad rotasi di bawah arahan Massimiliano Allegri, mendominasi penguasaan bola hingga 58 persen tapi gagal mewujudkannya menjadi ancaman nyata—hanya dua tembakan tepat sasaran dari sembilan usaha. Mike Maignan berjuang heroik, tapi kesalahan kolektif di lini belakang dan ketidakefisienan depan membuat tim pulang dengan tangan hampa. Ini bukan akhir dari perburuan gelar, tapi pengingat keras bahwa detail kecil bisa merobek mimpi besar. Berikut rapor lengkap para pemain yang turun kuku tangan malam itu. INFO SLOT
Kiper dan Lini Belakang yang Rapuh: Rapor Daftar Pemain AC Milan yang Lawan Lazio
Mike Maignan (7.5) jadi satu-satunya titik terang di antara badai. Kapten Milan ini menghalau tembakan keras Gustav Isaksen di babak pertama dan volley Toma Basic menjelang turun minum, menjaga gawang tetap bersih hingga menit akhir. Reaksinya lincah, distribusinya akurat—ia bahkan memulai serangan balik yang nyaris membuahkan gol. Sayang, upaya itu sia-sia karena lini belakang ambruk.
Fikayo Tomori (6) tampil solid di sisi kanan, memenangkan sebagian besar duel udara melawan Valentin Castellanos dan memberikan umpan silang tajam yang sayangnya tak dimanfaatkan. Namun, ia terlihat ragu saat Zaccagni menyelinap di kotak penalti, gagal membersihkan bola kedua dari sepak pojok. Koni de Winter (4.5) jadi biang kerok utama—bek muda ini kesulitan mengantisipasi pergerakan lincah Mattia Zaccagni sepanjang laga, termasuk saat gol lahir. Positioning-nya buruk, dan ia sering terlambat menutup ruang, membuat Lazio leluasa membangun serangan. Strahinja Pavlovic (5.5) lebih baik di duel fisik, tapi kesalahan passing-nya di menit-menit krusial memberi Lazio momentum. Secara keseluruhan, lini belakang yang dirombak ini kebobolan dari situasi bola mati yang seharusnya bisa dikuasai, menekankan kelemahan rotasi skuad.
Gelandang yang Kurang Menggigit: Rapor Daftar Pemain AC Milan yang Lawan Lazio
Lini tengah Milan seharusnya jadi pengontrol permainan, tapi malah terlihat lemah dan prediktabel. Alexis Saelemaekers (5) di sayap kanan sibuk bolak-balik, tapi crossing-nya sering melambung dan ia kalah duel satu lawan satu melawan Luca Pellegrini. Samuele Ricci (6) dan Ardon Jashari (5.5) berjuang merebut bola, dengan Ricci memenangkan 60 persen tackling tapi kurang visi untuk umpan membahayakan. Jashari, yang menggantikan Luka Modric di starting eleven, terlihat kehilangan ritme, sering kehilangan bola di area tengah yang membuat transisi Lazio lebih mudah.
Adrien Rabiot (6) jadi motor utama, menyapu bola di depan pertahanan dan mendistribusikan dengan 85 persen akurasi. Ia hampir menciptakan peluang emas dengan umpan panjang ke Rafael Leao, tapi tim gagal memanfaatkannya. Pervis Estupinan (5.5) di sisi kiri menawarkan kecepatan, tapi sering terjebak dalam pressing tinggi Lazio, menghasilkan hanya satu key pass sepanjang laga. Ruben Loftus-Cheek (6) sebagai false nine memberikan fisikasi, memenangkan duel udara, tapi sentuhan akhirnya kurang halus—ia melepaskan satu tembakan yang melebar. Gelandang ini mendominasi possession tapi gagal mengonversinya menjadi tekanan, membuat Milan terlihat steril di sepertiga akhir lapangan.
Penyerang yang Melewatkan Momentum
Rafael Leao (5.5) jadi harapan utama di depan, tapi malam ini ia tampil mengecewakan. Winger Portugal ini membuka ruang dengan dribelnya yang lincah, menerima umpan panjang Rabiot dan melewati Adam Marusic dua kali, tapi peluang emas di menit ke-70—tendangan voli dari jarak dekat—melebar tipis dari gawang Christos Mandas. Itu momen yang bisa mengubah segalanya, dan kegagalannya jadi noda besar mengingat Lazio langsung balas menyerang. Christopher Nkunku (5), yang masuk sebagai sub di menit ke-60, nyaris tak terlihat—ia menyentuh bola hanya 12 kali, gagal menciptakan peluang, dan terlihat frustrasi dengan minimnya suplai bola.
Christian Pulisic (6), masuk di menit ke-75, membawa energi segar. Pemain Amerika ini memaksa Mandas melakukan penyelamatan gemilang di injury time dengan tembakan melengkung dari luar kotak, dan ia juga mengirim umpan cut-back yang nyaris dimanfaatkan Leao. Tapi terlambat; gol Zaccagni sudah memutus semangat. Penyerang Milan menghasilkan xG hanya 0.83 dari sembilan tembakan, kontras dengan Lazio yang lebih efisien meski possession lebih rendah. Ini menunjukkan masalah klasik: kreativitas ada, tapi ketajaman hilang.
Kesimpulan
Kekalahan 1-0 ini meninggalkan rasa pahit bagi Milan, yang kini fokus penuh ke Serie A di mana mereka memimpin klasemen. Allegri menyebut tim “seharusnya marah tapi tak depresi,” menyoroti pelajaran dari kegagalan menutup laga dan kerapuhan bola mati. Maignan dan Rabiot selamat dengan nilai layak, tapi De Winter dan Leao harus introspeksi mendalam. Skuad ini punya kedalaman, tapi rotasi Coppa Italia mengungkap celah yang perlu ditambal cepat. Bagi Rossoneri, ini bukan akhir, melainkan panggilan untuk bangkit—musim panjang masih menanti, dan setiap rapor buruk bisa jadi bahan bakar untuk gelar. Allegri punya waktu hingga akhir pekan untuk menyatukan tim; harapannya, kekalahan ini jadi katalisator, bukan penghalang.

