Skandal Transfer Pemain Mandragora. Skandal transfer Rolando Mandragora kembali mencuat di dunia sepak bola Italia setelah pengumuman resmi dari otoritas terkait pada akhir 2025. Kasus ini melibatkan operasi transfer pemain asal Napoli tersebut antara dua klub besar pada 2018, yang diduga menyimpang dari aturan resmi. Dugaan manipulasi klausul kontrak demi keuntungan keuangan membuat satu klub resmi didakwa, sementara nama klub lain ikut terseret dalam investigasi lanjutan. Pemain yang bersangkutan, kini berusia 28 tahun dan tampil apik di klub saat ini, tidak terlibat langsung, tapi kasus ini membuka kembali diskusi panas tentang praktik plusvalenza di liga Italia. Perkembangan terbaru ini mengejutkan banyak pihak dan berpotensi memicu sanksi signifikan. BERITA OLAHRAGA
Latar Belakang Transfer: Skandal Transfer Pemain Mandragora
Transfer Rolando Mandragora bermula pada Juli 2018, ketika ia dijual secara definitif dari satu klub ke klub lain di Serie A. Kesepakatan awal mencantumkan opsi pembelian kembali dengan nilai tinggi sekitar 26 juta euro. Namun, pada Oktober 2020, klub penjual justru membeli kembali pemain tersebut dengan harga jauh lebih rendah, hanya sekitar 10,7 juta euro, dan diikat sebagai kewajiban. Perbedaan ini menjadi sorotan utama, karena diduga ada kesepakatan tersembunyi yang tidak tercatat di dokumen resmi yang diserahkan ke federasi. Tujuannya diyakini untuk menghindari aturan federal terkait laporan keuangan dan pencatatan nilai transfer. Operasi ini terkait erat dengan praktik plusvalenza, di mana nilai transfer sengaja dimanipulasi untuk mempercantik neraca keuangan klub tanpa transaksi riil yang sepadan.
Tuduhan dan Deferimento: Skandal Transfer Pemain Mandragora
Procura federale baru saja mendefer klub pembeli saat itu ke tribunal disiplin karena tanggung jawab langsung atas pelanggaran. Dua mantan direktur klub tersebut juga ikut didakwa atas persetujuan klausul berbeda dari yang didaftarkan resmi. Mereka dituding sengaja mengelabui regulasi untuk mendapatkan keuntungan finansial fiktif. Investigasi ini berawal dari kasus lebih luas pada 2022 yang melibatkan klub penjual, dan kini diperluas setelah dokumen dari pengadilan sipil diserahkan. Klub yang didakwa menyatakan keterkejutan atas keputusan ini, menegaskan bahwa semua tindakan mereka sudah benar dan siap membela diri di sidang mendatang. Sementara itu, klub penjual belum secara resmi terlibat lagi di tahap ini, tapi nama mereka terus disebut sebagai bagian dari pola partnership yang dipertanyakan.
Dampak terhadap Sepak Bola Italia
Kasus ini memperburuk citra liga Italia yang sudah sering didera isu plusvalenza dalam beberapa tahun terakhir. Praktik serupa pernah menjerat beberapa klub besar, menyebabkan pengurangan poin hingga denda berat. Jika terbukti, sanksi potensial bagi klub yang didakwa bisa berupa hukuman finansial, larangan transfer, atau bahkan pengurangan poin di klasemen saat ini. Bagi pemain seperti Mandragora, yang pindah ke klub lain pada 2022 dengan nilai sekitar 8 juta euro plus bonus, kasus ini tidak memengaruhi performa lapangannya yang justru semakin moncer. Namun, secara lebih luas, skandal semacam ini menuntut reformasi lebih ketat dari federasi untuk mencegah manipulasi yang merusak integritas kompetisi. Banyak pengamat menilai ini sebagai alarm bagi semua klub agar lebih transparan dalam urusan transfer.
Kesimpulan
Skandal transfer Mandragora menjadi pengingat bahwa masalah plusvalenza masih menghantui sepak bola Italia, meski sudah berulang kali dibahas. Deferimento terbaru ini membuka peluang sidang yang bisa berlangsung panjang, dengan potensi mengguncang posisi klub terkait di liga. Pemain inti seperti Mandragora tetap fokus berkarier, tapi kasus ini menyoroti perlunya aturan lebih tegas untuk menjaga keadilan. Akhirnya, perkembangan selanjutnya akan menentukan apakah ini hanya babak baru dari investigasi lama atau pemicu perubahan besar. Dunia sepak bola Italia patut waspada, karena transparansi menjadi kunci untuk masa depan yang lebih bersih.

