Aturan Kartu Kuning dan Merah dalam Pertandingan Sepak Bola. Kartu kuning dan merah merupakan alat disiplin utama dalam sepak bola modern, membantu wasit menjaga fair play dan keselamatan pemain. Sistem ini diperkenalkan sejak Piala Dunia 1970 untuk komunikasi yang jelas antar bahasa. Saat ini, pada akhir 2025, aturan ini masih diatur ketat oleh Laws of the Game versi 2025/26, dengan penekanan pada perilaku tidak sportif, protes, dan pelanggaran berat. Kartu kuning berfungsi sebagai peringatan, sementara merah berarti pengusiran langsung. Artikel ini membahas secara lengkap jenis pelanggaran, prosedur pemberian, konsekuensi, serta penerapan di era teknologi seperti VAR. REVIEW WISATA
Jenis Pelanggaran untuk Kartu Kuning: Aturan Kartu Kuning dan Merah dalam Pertandingan Sepak Bola
Kartu kuning diberikan untuk pelanggaran yang layak diperingatkan, tapi tidak cukup berat untuk pengusiran langsung. Ada tujuh kategori utama: perilaku tidak sportif seperti simulasi atau selebrasi berlebihan, protes dengan kata atau tindakan terhadap keputusan wasit, menunda restart permainan secara sengaja, gagal menjaga jarak saat free kick atau corner, masuk atau keluar lapangan tanpa izin wasit, serta persistently infringing the Laws.
Contoh umum termasuk tackling ceroboh, menghalangi kemajuan lawan tanpa bola, atau gesturing minta kartu untuk lawan. Pemain cadangan atau ofisial tim juga bisa mendapat kuning jika ikut campur dari bangku cadangan. Kartu kuning mengakumulasi; dua kuning dalam satu pertandingan otomatis jadi merah, dengan prosedur wasit menunjukkan kuning kedua lalu merah secara berurutan.
Pelanggaran yang Mendapat Kartu Merah: Aturan Kartu Kuning dan Merah dalam Pertandingan Sepak Bola
Kartu merah diberikan untuk pelanggaran serius yang mengharuskan pemain keluar lapangan segera. Ada tujuh jenis sending-off offence: serious foul play seperti tackling brutal yang membahayakan keselamatan, violent conduct termasuk memukul atau meludah, menghentikan peluang gol jelas dengan handball sengaja (DOGSO), menggunakan bahasa kasar atau menghina wasit, serta menerima kuning kedua.
Tim yang kehilangan pemain karena merah bermain dengan jumlah berkurang, tanpa boleh diganti. Ofisial tim juga bisa diusir jika perilakunya ekstrem, seperti masuk lapangan untuk konfrontasi. Dalam kasus merah langsung, permainan dihentikan hingga sanksi diberlakukan, kecuali ada peluang gol cepat untuk tim lawan.
Konsekuensi dan Perkembangan Terkini
Akumulasi kartu kuning biasanya membersihkan diri di tahap tertentu turnamen, tapi dua kuning hingga perempat final bisa menyebabkan absen satu laga. Merah langsung minimal absen satu pertandingan, bisa lebih tergantung komite disiplin, seperti tiga laga untuk kekerasan berat. Di era VAR, kartu bisa direview; wasit bisa upgrade kuning jadi merah atau downgrade setelah melihat ulang.
Pada 2025/26, fokus lebih pada penundaan waktu, dengan sanksi lebih tegas untuk protes berulang atau time-wasting. Teknologi membantu konsistensi, meski kontroversi tetap ada karena interpretasi subjektif seperti “lack of respect”. Suspensi dari merah bisa dibawa ke pertandingan berikutnya, termasuk friendly jika di akhir kompetisi.
Kesimpulan
Kartu kuning dan merah tetap jadi pilar disiplin sepak bola, memastikan permainan tetap kompetitif tapi aman. Dari peringatan sederhana hingga pengusiran, aturan ini evolusi untuk adaptasi dengan permainan cepat modern. Dengan VAR dan penekanan fair play, wasit punya tools lebih baik untuk keputusan adil. Pada akhirnya, kartu ini mengingatkan bahwa sepak bola bukan hanya skill, tapi juga sikap sportif. Pemahaman aturan ini membuat kita lebih menghargai dinamika setiap pertandingan.
