analisis-dari-laga-pertandingan-atalanta-vs-ac-milan

Analisis dari Laga Pertandingan Atalanta vs AC Milan

Analisis dari Laga Pertandingan Atalanta vs AC Milan. Laga sengit di New Balance Arena, Bergamo, baru saja usai dengan hasil imbang 1-1 antara Atalanta dan AC Milan pada pekan ke-9 Serie A musim 2025/26, Selasa malam 28 Oktober 2025. Gol cepat Samuele Ricci di menit ke-4 membawa Milan unggul, tapi Ademola Lookman menyamakan kedudukan di menit ke-35, meninggalkan kedua tim dengan satu poin masing-masing. Atalanta, yang duduk di posisi ke-8 dengan 13 poin dari delapan laga, memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka menjadi sembilan pertandingan di semua kompetisi, meski empat imbang beruntun di liga menunjukkan kesulitan mengonversi dominasi menjadi kemenangan. Sementara Milan, di posisi ke-4 dengan 18 poin, gagal memanfaatkan peluang untuk mengejar puncak klasemen yang kini dikuasai Napoli—mereka menahan imbang kedua berturut-turut setelah seri 2-2 lawan Pisa akhir pekan lalu. Duel ini jadi sorotan karena rivalitas Lombardia yang panas, dengan Atalanta memenangkan empat dari lima pertemuan terakhir melawan Milan, termasuk kemenangan home dan away musim lalu. Pelatih Ivan Juric mengakui timnya punya intensitas tiga kali lipat tapi kurang klinis, sementara Massimiliano Allegri menekankan perlunya keyakinan lebih di lini depan. Hasil ini tak hanya memutus momentum kedua kubu, tapi juga membuka ruang diskusi soal ambisi scudetto Milan yang mulai diragukan, serta ketangguhan Atalanta di kandang di mana mereka tak kalah musim ini.

Bentuk Tim Terkini: Analisis dari Laga Pertandingan Atalanta vs AC Milan

Atalanta memasuki laga ini dengan catatan tak terkalahkan di Serie A—dua kemenangan, empat imbang, dan satu kekalahan—tapi empat seri terakhir mereka lawan lawan seperti Cremonese dan Lazio menunjukkan masalah finis. Di kandang, La Dea impresif: satu kemenangan, tiga imbang, nol kekalahan, dengan enam gol dicetak dan tiga kebobolan, berkat pressing tinggi dan transisi cepat ala Juric. Namun, lini depan mereka mandul sejak awal Oktober, hanya dua gol dari Nikola Krstovic dan Gianluca Scamacca, yang gagal mencetak lagi akhir pekan lalu. Kembali dari absen, Lookman langsung beri dampak, tapi tim kesulitan konversi peluang—hanya 1,7 gol per laga dari 14,3 tembakan. Di sisi lain, Milan datang dengan bentuk solid: lima kemenangan, dua imbang, satu kekalahan, termasuk kemenangan atas Napoli sebelumnya, tapi dua seri terbaru ungkap kerentanan. Away record mereka kuat—dua kemenangan, satu imbang, nol kekalahan, dengan lima gol dicetak dan nol kebobolan—berkat pertahanan kokoh yang hanya kebobolan enam gol musim ini. Allegri, yang kembali ke bangku Milan, bangun ketahanan, tapi serangan bergantung Rafael Leao dan Santiago Gimenez yang kurang tajam belakangan. Unbeaten run Milan di semua kompetisi capai sembilan laga, tapi dua imbang berturut-turut lawan tim bawah mewakili poin-poin terbuang yang bisa mahal di perburuan gelar. REVIEW KOMIK

Kabar Tim dan Pemain Kunci: Analisis dari Laga Pertandingan Atalanta vs AC Milan

Kedua tim dihantam gelombang cedera, memaksa rotasi dan taktik adaptif. Atalanta kehilangan Sead Kolasinac dan Mitchel Bakker jangka panjang, Giorgio Scalvini lagi-lagi cedera kaki usai seri lawan Lazio, sementara Ardon Jashari absen karena betis. Kapten Marten de Roon terpaksa keluar di menit ke-20 karena masalah otot, diganti mantan Milan Matteo Brescianini, yang beri energi tapi dapat kartu kuning. Formasi 3-4-2-1 mereka andalkan Mario Pasalic di gelandang serang—ia ciptakan peluang krusial, termasuk assist untuk gol Lookman—serta Davide Zappacosta yang nyaris cetak gol dengan tembakan melengkung diselamatkan Mike Maignan. Lookman, kembali dari “pengasingan diri”, langsung jadi bintang dengan gol pertamanya musim ini, kontrol apik di kotak penalti lalu tembakan keras. Di belakang, Raoul Bellanova dan Caleb Hien solid, tapi kesalahan bertahan awal biarkan Milan cetak gol cepat. Milan tanpa Adrien Rabiot (pergelangan kaki), Christian Pulisic (paha), Pervis Estupinan, dan Ruben Loftus-Cheek, memaksa Allegri andalkan pemula seperti Samuele Ricci, yang cetak gol tercepat away Milan sejak Zlatan Ibrahimovic di 2022—half-volley dari tepi kotak via defleksi. Rafael Leao dan Gimenez diganti lebih awal karena kelelahan, dengan Leao kurang berbahaya dan Gimenez “tak terlihat” meski punya peluang. Youssouf Fofana dan Matteo Gabbia dapat kartu kuning, sementara Maignan buat penyelamatan krusial. Formasi 3-5-2 mereka tunjukkan kedalaman, tapi absen kunci ungkap ketergantungan pada individu.

Sejarah Pertemuan dan Statistik Penting

Head-to-head condong ke Atalanta belakangan: dari 10 laga terakhir, masing-masing menang empat, dua imbang, dengan Atalanta raih back-to-back wins musim lalu—2-1 home dan 1-0 away—finis di atas Milan di klasemen. Secara keseluruhan, Milan unggul tipis dengan 16 kemenangan lawan 14 Atalanta dari 39 pertemuan, sembilan imbang, tapi La Dea tak kalah di lima terakhir. Statistik laga ini: Milan kuasai penguasaan bola awal (53,6% rata-rata mereka), tapi Atalanta ciptakan lebih banyak peluang—11 tembakan lawan 7 Milan, dengan lima on target masing-masing. Gol Ricci di menit ke-4 jadi yang tercepat Milan away di Serie A sejak 2022, sementara Lookman samakan rekor golnya. Atalanta punya 5,5 corner per laga, tapi Milan unggul clean sheet away. Tren over 2,5 gol jarang—hanya 33% H2H—dan laga ini sesuai dengan under, meski intens. Atalanta spesialis imbang (enam dari delapan liga), sementara Milan tak imbang dua berturut sejak Desember 2024-Januari 2025. Pemain seperti Pasalic (satu gol, satu assist di lima musim terakhir) dan Ricci (sama) jadi kunci, tapi kedua tim lemah konversi: Atalanta 1,1 gol per laga H2H, Milan 1,3. Hasil ini perpanjang rekor unbeaten keduanya, tapi soroti inefisiensi—Atalanta dominan tapi tak menang, Milan awal bagus tapi pudar.

Kesimpulan

Imbang 1-1 ini jadi cerminan dua tim ambisius tapi terhambat ketidakkonsistenan: Atalanta puas pertahankan unbeaten run tapi frustrasi empat seri beruntun yang halangi naik klasemen, sementara Milan kehilangan momentum scudetto setelah seri kedua, tertinggal lima poin dari Napoli dan hadapi jadwal padat lawan Roma serta Inter. Gol Ricci beri harapan awal bagi Allegri untuk bangun keyakinan serangan, tapi kegagalan Gimenez dan Leao tunjukkan perlunya rotasi lebih baik meski cedera banyak. Di sisi Juric, Lookman dan Pasalic bukti kedalaman skuad, tapi lini depan mandul jadi PR utama untuk ubah imbang jadi kemenangan. Secara keseluruhan, laga ini tak beri pemenang jelas, tapi tekankan betapa ketat Serie A musim ini—satu poin berharga, tapi poin terbuang bisa fatal. Bagi penggemar Lombardia, rivalitas ini janjikan babak panas ke depan, dengan Atalanta siap eksploitasi kelemahan Milan di laga berikutnya. Momentum kini di tangan yang lebih klinis, dan kedua tim punya waktu istirahat singkat untuk poles strategi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *